Selasa, 22 Januari 2013
Kamis, 17 Januari 2013
BAB 14 Bisnis Internasional
Bab XIV
Bisnis Internasional
1. Hakikat
Bisnis Internasional
·
Perdagangan internasional
Merupakan perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan
individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara dan pemerintah suatu
negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan
internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun
perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap
kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad
belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi,
kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
Manfaat Perdagangan Internasional
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut.
-
Memperoleh barang yang tidak dapat
diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi
perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di
antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan
lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu
memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
-
Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar
negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi.
Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan
yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara
tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
-
Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak
menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka
khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga
produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat
menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk
tersebut keluar negeri.
-
Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu
negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara
manajemen yang lebih modern.
Faktor – faktor terjadinya perdagangan
internasional.
Banyak faktor yang mendorong suatu negara
melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :
·
Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa
dalam negeri
·
Keinginan memperoleh keuntungan dan
meningkatkan pendapatan negara
·
Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
·
Adanya kelebihan produk dalam negeri
sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
·
Adanya perbedaan keadaan seperti sumber
daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan
adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
·
Adanya kesamaan selera terhadap suatu
barang.
·
Keinginan membuka kerja sama, hubungan
politik dan dukungan dari negara lain.
·
Terjadinya era globalisasi sehingga tidak
satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
Perdagangan internasional bukan hanya
bermanfaat di bidang ekonomi saja. Manfaatnyadi bidang lain pada masa
globalisasi ini juga semakin terasa. Bidang itu antara lain politik, sosial,
dan pertahanan keamanan. Di bidang ekonomi, perdagangan internasional dilakukan
semua negara untuk memenuhikebutuhan rakyatnya. Negara dapat diibaratkan
manusia, tidak ada manusia yang bisahidup sendiri, tanpa bantuan orang lain.
Begitu juga dengan negara, tidak ada negara yang bisa bertahan tanpa kerja sama
dengan negara lain.
2. Pemasaran
Internasional
Merupakan kegiatan
Pemasaran yang melewati batas-batas lebih dari satu negara. Pemasaran internasional
merupakan penerapan konsep, prinsip, aktifitas, dan proses manajemen pemasaran
dalam rangka penyaluran ide, barang atau jasa perusahaan kepada konsumen di
berbagai Negara.
Pasar internasional adalah pasar yang
membeli dan menjual produk dari beberapa negara. Pasar internasional melampaui
ekspor pemasar dan menjadi lebih terlibat dalam lingkungan pemasaran di
negara-negara di mana suatu organisasi melakukan bisnis.
Alasan Melaksanakan Bisnis Internasional
Beberapa alasan untuk melaksanakan bisnis
internasional antara lain berupa :
1.
Spesialisasi antar bangsa – bangsa
Dalam
hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya itu maka
suatu Negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu
komoditi yang strategis yaitu dengan cara :
-
Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan
yang ternyata benar-benar paling unggul sehingga dapat menghasilkannya secara
lebih efisien dan paling murah diantara Negara-negara yang lain.
-
Menitik beratkan pada komoditi yang memiliki
kelemahan paling kecil diantara Negara-negara yang lain.
-
Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk
memproduksikan atau menguasai komoditi yang memiliki kelemahan yang tertinggi
bagi negerinya.
·
Absolute advantage dan comparative
advantage
§ Keunggulan
absolute (absolute advantage)
Suatu
negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang
monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini
akan dapat dicapai kalau tidak ada negara lain yang dapat menghasilkan produk
tersebut sehingga negara itu menjadi satu-satunya negara penghasil yang pada
umumnya disebabkan karena kondisi alam yang dimilikinya. Disamping kondisi
alam, keunggulan absolut dapat pula diperoleh dari suatu negara yang mampu
untuk memproduksikan suatu komoditi yang paling murah di antara negara-negara
lainnya. Keunggulan semacam ini pada umumnya tidak akan dapat berlangsung lama
karena kemajuan teknologi akan dengan cepat mengatasi cara produksi yang lebih
efisien dan ongkos yang lebih murah.
§ Keunggulan
komperatif (comparative advantage)
Konsep
Keunggulan komparatif ini merupakan konsep yang lebih realistik dan banyak
terdapat dalam bisnis Internasional. Yaitu suatu keadaan di mana suatu negara
memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk menawarkan produk tersebut
dibandingkan dengan negara lain. Kemampuan yang lebih tinggi dalam menawarkan
suatu produk itu dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk yaitu :
a. Ongkos
atau harga penawaran yang lebih rendah.
b. Mutu
yang lebih unggul meskipun harganya lebih mahal.
c. Kontinuitas
penyediaan (Supply) yang lebih baik.
d. Stabilitas
hubungan bisnis maupun politik yang baik.
e. Tersedianya
fasilitas penunjang yang lebih baik misalnya fasilitas latihan maupun
transportasi.
Suatu negara pada umumnya akan
mengkonsentrasikan untuk berproduksi dan mengekspor komoditi yang mana dia
memiliki keunggulan komparatif yang paling baik dan kemudian mengimpor komoditi
yang mana mereka memiliki keunggulan komparatif yang terjelek atau kelemahan
yang terbesar. Konsep tersebut akan dapat kita lihat dengan jelas dan nyata
apabila kita mencoba untuk menelaah neraca perdagangan negara kita (Indonesia)
misalnya. Dari neraca perdagangan itu kita dapat melihat komoditi apa yang kita
ekspor adalah komoditi yang memiliki keunggulan komparatif bagi Indonesia dan
yang kita impor adalah yang keunggulan komparatif kita paling lemah.
3. Tahap-tahap
dalam memasuki Bisnis Internasional
Perusahaan yang memasuki bisnis
internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap dari
tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap
yang paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun
tahap tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut:
1. Ekspor Insidentil (Insident At Export)
Dalam
rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan pada
umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan
ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya
kedatangan orang asing di negeri kita kemudian dia membeli barang-barang dan
kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu.
2. Ekspor Aktif (Active Export)
Tahap
terdahulu itu kemudian dapat berkembang terus dan kemudian terjalinlah hubungan
bisnis yang rutin dan kontinyu dan bahkan transaksi tersebut makin lama akan
semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut ditandai pada
umumnya dengan semakin berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi perdagangan
Internasional tersebut. Dalam tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai
aktif untuk melaksanakan manajemen atas transaksi itu. Tidak seperti tahap awal
di mana pengusaha hanya bertindak pasif. Oleh karena itu dalam tahap ini sering
pula disebut sebagai tahap “ekspor aktif”, sedangkan tahap pertama tadi disebut
tahap pembelian atau “Purchasing”.
3. Penjualan Lisensi (Lisensing)
Tahap
berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang
menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap
yang dijual adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara penerima
dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses
produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya. Untuk keperluan pemakaian
lisensi tersebut maka perusahaan dan negara penerima harus membayar fee atas
lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.
4. Franchising
Tahap
berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu
negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi
lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi,
resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu
bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya. Cara ini sering
dikenal sebagai bentuk “Franchising”. Dalam hal bentuk Franchise ini maka
perusahaan yang menerima disebut sebagai “Franchisee” sedangkan perusahaan
pemberi disebut sebagai “Franchisor”. Bentuk ini pada umumnya berhasil bagi
jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness centre
dan sebagainya.
5.
Pemasaran di
Luar Negeri
6.
Produksi dan
Pemasaran di Luar Negeri
4.
Hambatan dalam Memasuki Bisnis
Internasional
Melaksanakan bisnis internasional tentu
saja akan lebih banyak memiliki hambatan ketimbang di pasar domestic. Negara
lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kai menghambat
terlaksannya transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau
budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena
itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
1. Batasan
perdagangan dan tariff bea masuk
2. Perbedaan
bahasa, social budaya/ cultural
3. Kondisi
politik dan hokum/perundang-undangan
4. Hambatan
operasional
·
Perbedaan bahasa, Sosial budaya/ kultural
Perbedaan
dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis
Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat
komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi
yang baik maka hubungan bisnis sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar.
Hambatan bahasa ini pada saat ini semakin berkurang berkat adanya bahasa
Internasional yaitu bahasa lnggris. Meskipun demikian perbedaan bahasa ini
tetap merupakan hambatan yang harus diwaspadai dan dipelajari dengan baik
karena suatu ungkapan dalam suatu bahasa tertentu tidak dapat diungkapkan
secara begitu saja (letterlijk) dengan kata yang sama dengan bahasa yang lain.
Bahkan suatu merek dagang atau nama produk pun dapat memiliki arti yang lain
dan sangat negatif bagi suatu negara tertentu. Sebagai contoh pabrik mobil
Chevrolet yang memberikan nama suatu jenis mobilnya dengan nama “Chevrolet’s
Nova”, pada hal di negara Spanyol kata “No Va” berarti “tidak dapat berjalan”.
Oleh karena itu maka sangat sulit untuk memasarkan produk tersebut di negara Spanyol
tersebut.
Perbedaan
kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah yang harus dicermati pula dalam
melakukan bisnis Internasional. Misalnya saja pemberian warna terhadap suatu
produk ataupun bungkusnya harus hati-hati karena warna tertentu yang di suatu
negara memiliki arti tertentu di negara lain dapat bermakna yang bertentangan.
Perbedaan budaya ataupun kebiasaan juga perlu diperhatikan. Misalnya orang
Jepang memiliki kebiasaan untuk tidak mau mendekati wanita bila membeli di
supermarket, sehingga hal ini membawa konsekuensi bahwa barang-barang yang
berupa alat-alat kosmetik pria jangan ditempatkan berdekatan dengan kosmetik
wanita, sebab tidak akan didekati oleh pembeli pria.
·
Hambatan politik, hukum dan perundang-undangan
Hubungan
politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga akan
mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut. Sebagai
contoh yang ekstrim Amerika melakukan embargo terhadap komoditi perdagangan
dengan negara-negara Komunis.
Ketentuan
Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi
berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara-negara Arab melarang
barang-barang mengandung daging maupun minyak babi. Lebih dan itu undang-undang
di negaranya sendiri pun juga dapat membatasi berlangsungnya bisnis
Internasional, misalnya Indonesia melarang ekspor kulit mentah ataupun setengah
jadi, begitu pula rotan mentah dan setengah jadi dan sebagainya.
·
Hambatan Operasional
Hambatan
perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah berupa masalah
operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan
tersebut dari negara yang satu ke negara yang lain. Transportasi ini seringkali
sukar untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum memiliki jalur
pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini akan dapat mengakibatkan bahwa biaya
pengangkutan atau ekspedisi kapal laut untuk jalur tersebut akan menjadi sangat
mahal. Mahalnya biaya angkut itu dikarenakan selain keadaan bahwa kapal
pengangkutnya hanya melayani satu negara itu saja yang biasanya lalu mahal,
maka kembalinya kapal tersebut dati negara tujuan itu akan menjadi kosong.
Perjalan kapal kosong di samudera luas akan sangat membahayakan bagi
keselamatan kapal itu sendiri.
5.
Perusahaan Multinasional
Perusahaan
multinasional atau PMN adalah perusahaan yang berusaha
di banyak negara; perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini
memiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang di banyak negara. Mereka
biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka mengkoordinasi manajemen
global.
Karena jangkauan internasional dan
mobilitas PMN, wilayah dalam negara, dan negara sendiri, harus berkompetisi
agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga
pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah
tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional
seringkali menawarkan insentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan
pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan
lingkungan yang memadai. PMN seringkali memanfaatkan subkontraktor untuk
memproduksi barang tertentu yang mereka butuhkan.Perusahaan multinasional
pertama muncul pada 1602 yaitu Perusahaan Hindia Timur Belanda yang merupakan
saingan berat dari Perusahaan Hindia Timur Britania.
Sumber:
BAB 13 Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
Bab XIII
Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
1.
Benturan
dengan Kepentingan Masyarakat
Proses produksi seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat
dengan perusahaan). Benturan ini terjadi kerap kali karena perusahaan
menimbulkan polusi baik udara, air, limbah, dan lainnya. Klasifikasi aspek
pendorong dalam menunaikan tanggung jawab sosial, maka perusahaan dituntut
untuk mematuhi etika bisnis.
Hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis:
·
Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat
seringkali menghadapi kendala berupa adanya biaya tambahan yang kadang cukup
besar bagi perusahaan dan diperhitungkan biaya tambahan untung-rugi usaha.
·
Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi pebisnis
yang melibatkan rasa, karsa, karya yang ikut mendorong diciptakanya etika
bisnis yang baik dan jujur. Penerapan prinsip manejemen terbuka hubungan
industrial pancasila, pengendalian mutu terpadu dengan gugus kendali mutunya
merupakan contoh penerapan manejemen yang berorientasi hubungan kemanusian.
Aspek Bisnis
Aspek yang terdapat pada studi kelayakan proyek atau bisnis yang terdiri
dari berbagai aspek yang sudah disebutkan di atas antara lain :
·
Aspek hukum; Berkaitan dengan keberadaan secara legal
dimana proyek akan dibangun yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku
termasuk seperti: perijinan (sertifikat, NPWP, SIUP setempat, dan lain
sebagainya).
·
Aspek sosial ekonomi dan budaya; Berkaitan dengan
dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu proyek.
·
Aspek pasar dan pemasaran; Berkaitan dengan adanya
peluang pasar untuk suatu produk yang akan di tawarkan oleh suatu proyek
tersebut, seperti potensi pasar, jumlah konsumen potensial, konsumen yang
mempunyai keinginan atau hasrat untuk membeli, daya beli, kemampuan konsumen
dalam rangka membeli barang mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi
konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, pemasaran, menyangkut tentang
starategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar potensial atau pelung
pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya
market share.
·
Aspek teknis dan teknologi; Berkaitan dengan pemilihan
lokasi peroyek, jenis mesin, atau peralatan lainnya yang sesuai dengan
kapasitas produksi, lay out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.
·
Aspek manajemen; Berkaitan dengan manajemen
pembangunan proyek dan operasionalnya.
·
Aspek keuangan; Berkaitan dengan sumber dana yang akan
diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber
dana yang bersangkutan.
2. Dorongan Tanggung Jawab Sosial
Klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial
pada sebuah bisnis sebagai berikut:
a.
Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
Kegiatan
intern yang muncul bersifat sangat kaku, keras, zakeliyk (saklek), birokratik,
dan otoriter.
Manfaat
Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
·
Peningkatan moral kerja karyawan yang berakibat
membaikny semangat dan produktivitas kerja.
·
Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut
memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen Partisipatif
·
Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan
kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
·
Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh
terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
·
Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan
modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan.
b.
Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan
Ekologi yang
menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam lingkungannya banyak
di pengaruhi oleh proses produksi.
c.
Penghematan energi
Pengurasan
secara besar-besaran energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran
bahwa sumber daya tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong
dilaksanakannya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut.
d.
Partisipasi pembangunan bangsa
Kesadaran
masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan. Karena
dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah menangani masalah
pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada.
e.
Gerakan Konsumerisme
Awal
perkembangannya tahun 1960-an di negara barat yang berhasil memberlakukan
Undang-undang Perlindungan Konsumen yang meliputi beragam aspek.
Tujuan dari
gerakan konsumerisasi:
·
Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangna
bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktek bisnisnya.
·
Pelaksanaan strategi advertensi/periklanan yang
realistic dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat.
·
Diselenggarakan panel-panel diskusi antara wkil konsumen
dengan produsen.
·
Pelayanan purna jual yang lebih baik.
·
Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih
menitikberatkan pada kepuasan konsumen daripada promosi semata.
3. Etika Bisnis
Merupakan penerapan secara langsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang
timbul dari dalam peruasahaan itu sendiri. Etika pergaulan dalam melaksanakan
bisnis disebut etika pergaulan bisnis.
Jenis-jenis
Sistem Perekonomian:
A.
Hubungan antara bisnis dengan Konsumen
Bentuk
hubungan antara perusahaan bisnis dengan konsumen yang terjalin dengan baik,
sehingga terbentuk suatu keharmonisan. Bisnis yang berlaku jujur terhadap
konsumen, dan tidak memanfaatkan konsumen.
B.
Hubungan antara bisnis dengan Karyawan
Bentuk hubungan
ini meliputi : penerimaan (recruitmen), latihan (training), promosi, transfer,
demosi maupun pemberhenti (termination). Dimana semua bentuk hubungan tersebut
harus dijalan secara objektif dan jujur.
C.
Hubungan antar bisnis
Pemberian informasi
hubungan yang terjadi diantara perusahhan, baik perusahaan
kolega,pesaing,penyalur,grosir maupun distributornya.
D.
Hubungan antara bisnis dengan investor
Pemberian
informasi yang benar terhadap investor maupun calon investor merupakan bentuk hubungan ini. Sehingga
dapat menghimdari pengambilan keputusan
yang keliru. Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan.
E.
Hubungan antara bisnis dengan Lembaga Keuangan
Jawatan
pajak pada umumnya merupakan hubungan yang bersifat financial, berkaitan dengan
penyusunan laporan keuangan. Pelaksanaan tanggung jawab social merupakan
penerapan dan pelaksanaan kepedulian bisnis terhadap lingkungan serta mengikuti
etika bisnis. Penerapan etika bisnis adalah maksud dari konsep stakcholder yang
berlawan dengan konsep stockholder.
4. Bentuk-bentuk Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
Penjabaran dari kepedulian sosial suatu bisnis berbentuk pelaksanaan
tanggung jawab sosial bisnis.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di
Indonesia adalah:
·
Pelaksanaan hubungan industrial pancasila (HIP)
Kesepakatan
Kerja Bersama ( KKB ) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan
pengusahan dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur
kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak karyawan adalah
cuti, tunjangan hari raya,dan pakaian kerja.
·
Analisi dampak lingkungan (AMDAL)
AMDAL adalah
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan.
Dasar hukum
AMDAL adalah PP No.27/ 1999 yang didukung oleh paket keputusan menteri
lingkungan hidup tentang jenis usaha dan/ atau kegiatan yang wajib dilengkapi
dengan AMDAL dan keputusan kepala BAPEDAL tentang pedoman penentuan dampak
besar dan penting.
Tujuan dan
sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan dapat
berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup. Dengan melalui
studi AMDAL diharapkan usah dan/ atau kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan
dan mengelola sumber daya alam secara efisien, meminimumkan dampak negatip dan
memaksimalkan dampak positip terhadap lingkungan hidup. Umumnya yang
bertanggung jawab terhadap koordinasi proses pelaksanaan AMDAL adalah BAPEDAL
(Badan Pengendalian Dampak Lingkungan).
·
Penerapan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Penekanan
pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang berfungsi
menjaga keselamatan, seperti topi pengaman,masker pelindung maupun pakaian khusus
lainnya. Hal ini dilakukan karena keselamatan pekerja juga merupakan tanggung
jawab suatu perusahaan, dan yang harus diingat adalah pekerja merupakan asset
perusahaan.
·
Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem
perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan perkebunan kecil
milik masyarakat. Perkebunan besar sebagai inti dan motor penggerak perkebunan,
dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil di sekitarnya yang
berfungsi sebagai plasma.
·
Sistem “Bapak angkat dan anak angkat”
Sistem ini
melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/ menengah sebagai
mitra kerja. Sehingga antara mereka terbinalah hubungan kerja yang menuntut
profesionalisme dan tanggung jawab sosial. Terkadang hal ini menyebabkan
masalah kepada pengusaha besar, maka dari itu dibutuhkan kesadaran tinggi akan
tanggng jawab dalam pelaksanaannya.
Sumber:
http://mifta-huljannah.blogspot.com/2011/12/bab-13-tanggung-jawab-sosial-suatu.html
Langganan:
Postingan (Atom)