Rasio Keuangan Perusahaan
1.
Pendahuluan
Untuk dapat memproleh gambaran tentang perkembangan
finansial suatu perusahaan, perlu mengadakan analisa atau interprestasi
terhadap data finansial dari perusahaan bersangkutan, dimana data finansial itu
tercermin didalam laporan keuangan. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa
finansial adalah ratio. Laporan Keuangan dibuat agar dapat digunakan suatu
kegunaan yang penting adalah dalam menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan.
Menurut Kown ( 2004 ; 107 ) : “ Hasil dari menganalisis laporan keuangan adalah
rasio keuangan berupa angka-angka dan rasio keuangan harus dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan”.
Analisa Laporan Keuangan menyangkut pemeriksaaan
keterkaitan angka–angka dalam laporan keuangan dan trend angka –angka dalam
beberapa periode, satu tujuan dari analisis laporan keuangan menggunakan
kinerja perusahaan yang lalu untuk memperkirakan bagaimana akan terjadi dimasa
yang akan datang. Menurut Van Horne ( 2005 : 234) : “Rasio keuangan adalah alat
yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kita
menghitung berbagai rasio karena dengan cara ini kita bisa mendapat
perbandingan yang mungkin akan berguna daripada berbagai angka mentahnya
sendiri”.
Meskipun analisis rasio mampu memberikan informasi
yang bermanfaat sehubungan dengan keadaan operasi dan kondisi keuangan perusahaan,
terdapat juga unsur keterbatasan informasi yang membutuhkan kehati – hatian
dalam mempertimbangkan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut.
Menurut Kown (2004: 108) : Rasio keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas empat pertanyaan yaitu :
Menurut Kown (2004: 108) : Rasio keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas empat pertanyaan yaitu :
1. Bagaimana
Likuiditas Perusahaan
2. Apakah
Manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva
3. Bagaimana
perusahaan didanai
4. Apakah
pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pengembalian
yang cukup.
yang cukup.
Hal ini disebabkan sulitnya mendapatkan rata – rata
pembanding yang tepat bagi perusahaan yang mengoperasikan beberapa divisi yang
berbeda pada industri yang berlainan. Sebagai salah satu bentuk informasi yang
relevan dan kegunaanya yang efektif dalam menganalisa rasio dalam pengambilan
keputusan. Dalam melakukan analisa, penganalisa dapat menggunakan dua macam
perbandingan yaitu :
1. Membandingkan
rasio sekarang dengan rasio – rasio yang lalu atau dengan rasio – rasio yang
diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.
2. Membandingkan
rasio perusahaan dengan rasio –rasio yang sejenis dengan perusahaan lain yang
sejenis, dan pada waktu yang sama.
2.
Isi
Contoh soal pada laporan keuangan perusahaan PT
COLORPAK INDONESIA, Tbk.
Menurut Sumber datanya Van Horne ( 2005 : 234) : Angka
rasio dapat dibedakan atas :
1. Rasio
– rasio neraca ( Balance Sheet Ratio ), yaitu ratio – ratio yang disusun dari
data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, current
asset to total asset ratio, current liabilities to total asset ratio dan lain
sebagainya.
2. Rasio
– rasio Laporan Laba Rugi ( Income Statement Ratio ), ialah data yang disusun
dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit, net
margin, operating margin, operating ratio dan sebagainya.
3. Rasio
–rasio antar Laporan Keuangan ( Intern Statement Ratio), ialah ratio –ratio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainya berasal dari income
statement, misalnya asset turnover, Inventory turnover, receivable turnover,
dan lain sebagainya.
Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum
yang sering dipergunakan yaitu : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas (
Leverage ), dan Rasio Rentabilitas.
1. Ratio
Likuiditas (Liquidity Ratio)
Merupakan
Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajian financial jangka pendek yang berupa hutang – hutang jangka pendek
(short time debt) Menurut Van Horne :”Sistem Pembelanjaan yang baik Current
ratio harus berada pada batas 200% dan Quick Ratio berada pada 100%”. Adapun
yang tergabung dalam rasio ini adalah :
a. Current
Ratio ( Rasio Lancar)
Merupakan
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki,
Rumus :
Current ratio = (Aktiva Lancar /
hutang lancar)
Pada tahun 2010, CR =
(227.819.168.461 / 123.450.557.939) = 1,845
Kesimpulan:
setiap Rp.1 utang lancer dijamin oleh 1,8 harta lancar atau perbandingannya
antara aktiva lancar dengan hutang lancar adalah 1,8 : 1
b. Quick
Ratio ( Rasio Cepat )
Merupakan
rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.
Rumus :
Quick Ratio = ((Aktiva Lancar –
Persediaan) / Hutang lancar))
Pada tahun 2010, ((QR =
227.819.168.461 – 82.424.270.814 / 123.450.557.939)) = 1.17
Kesimpulan:
rata-rata industry tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan
PT.COLORPACK INDONESIA 1,17 maka keadaanya sangat baik karena perusahaan dapat
membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.
2. Ratio
Solvabilitas
Rasio
ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang
disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan
tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan
dari para pemberi pinjaman (Bank). Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio
Leverage adalah :
a. Total
Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya.
Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya.
Rumus:
Total Debt to
Asset Ratio = (Total Hutang / Total aktiva) x 100%
Pada tahun 2010, =
(140.879.700.667 / 275.390.730.449) = 0,511 = 51%
Kesimpulan: pendanaan
perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2010 artinya bahwa setiap Rp.100,-
pendanaan perusahaan Rp.51,- dibiayai dengan utang dan Rp.49 disediakan oleh pemegang saham.
3.
Penutup
-
Kesimpulan
Dalam
menganalisis laporan keuangan perusahaan, dapat mengetahui apakah perusahaan
tersebut sehat, dapat mengahasilkan laba dan dapat menjalankan perusahaan tereebut untuk tahun-tahun
selanjutnya.
Daftar
Pustaka
Searching google :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar