Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
1.
Sejarah
Perusahaan Chevron
Chevron Corporation adalah
salah satu perusahaan energi terbesar
dunia asal Amerika. Berkantor pusat di San Ramon, California,
AS dan aktif di lebih dari 180 negara, Chevron bergerak dalam setiap aspek industri minyak dan gas, termasuk eksplorasi dan produksi:
pengilangan,
pemasaran, dan transportasi: produksi kimia dan penjualan: dan pembangkit listrik. Chevron memiliki
fasilitas di 90 negara. Chevron adalah satu dari enam perusahaan minyak dunia,
pada tahun 2013 ia menempati posisi ke-11 dalam daftar Fortune Global 500 untuk
perusahaan terbesar di dunia.
Energi
alternatif yang diproduksi Chevron antara lain geotermal, energi surya,
angin, bahan bakar nabati, sel solar, danhidrogen.
Tahun 2011-2013, Chevron berencana menghabiskan 2 miliar dolar AS untuk
penelitian dan akuisisi perusahaan energi terbarukan. Chevron mengklaim diri
sebagai produsen energi geotermal terbesar
dunia.
Chevron didirikan
pada tahun 1879 di Pico Canyon, California dengan nama Standard Oil Company of Californiaatau Socal. Pada 2001, Chevron bergabung
dengan Texaco untuk membentuk Chevron Texaco. Pada 9 Mei 2005, Chevron Texaco
mengumumkan akan melepas moniker Texaco dan kembali ke nama Chevron.
Texaco akan tetap menjadi sebuah merek di bawah perusahaan Chevron. Salah satu
pendahulu awal Chevron, Star Oilm, didirikan setelah mereka menemukan minyak
di Lembah Pico sebelah
utara Los Angeles tahun 1876. Menurut geofisikawan Marius Vassiliou, minyak
25 barrel per hari dianggap sebagai awal munculnya industri minyak di
California dan munculnyaLadang Newhall. Analis
energi Antonia Juhasz mengatakan
bahwa meskipun pendiri Star Oil ini berpengaruh pada munculnya industri minyak
di California, namun Union Matolle Company telah menemukan minyak di negara
bagian ini sebelas tahun sebelumnya.
Bulan September 1879,
Charles N. Felton, Lloyd Tevis, George Loomis dan beberapa kawannya membentuk
Pacific Coast Oil Company yang mengakuisisi aset Star Oil dengan
dana 1 juta dolar AS. Pacific Coast Oil menjadi produsen minyak terbesar di
California. Namun kemudian dibeli oleh Standard Oil dengan
harga $761.000 tahun 1900. Pacific Coast tetap beroperasi independen dan tetap
menggunakan namanya sampai tahun 1906, ketika kemudian digabungkan dengan
divisi Standard Oil dan menjadi Standard Oil Company (California) atau
California Standard. Pendahulu lainnya, Texas Fuel Company, didirikan di
Beaumont, Texas tahun 1901 oleh "Buckskin Joe" sebagai penyeda
peralatan minyak. Texas Fuel bekerja sama baik dengan Chevron. Texas Fuel
memulai operasi penambangan minyak tahun 1936, ketika dia membentuk sebuah
joint ventura dengan nama Caltex dengan Chevron di Arab Saudi. Menurut analis
energi dan aktivis Antonia Juhasz, Texas Fuel
Company dan Chevron sering disebut sebagai "duet menyebalkan" karena
praktik bisnis yang mereka jalankan. Texas Fuel Company berubah nama menjadi
Texas Company dan nantinya menjadi Texaco.
a.
Pembentukan nama Chevron
Tahun 1911, Standard Oil
Co. (California) dipisahkan dari perusahaan induknya, Standard Oil, karena
dianggap melakukan monopoli oleh pemerintah Federal Amerika melalui Sherman Antitrust Act.
Standard Oil Co. California kemudian menjadi bagian dari "Tujuh
Bersaudara" yang menguasai industri minyak dunia pada abad
ke-20. Tahun 1926, perusahaan mengubah namanya menjadi Standard Oil Co. of
California (SOCAL). Nama Chevron digunakan untuk beberapa produk pada tahun
1930-an. Nama Calso juga
digunakan tahun 1946-1955 di negara-negara bagian di luar pantai barat.
Standard Oil Company of
California menempati urutan ke-75 di antara perusahaan-perusahaan Amerika untuk
nilai kontrak produksi militer Perang Dunia
II. Tahun 1933 Arab Saudi memberikan
konsesi pada SoCal untuk menemukan minyak, yang kemudian menemukannya tahun
1938. Tahun 1948, SoCal menemukan ladang minyak terbesar di dunia di Ghawar, Arab
Saudi. Divisi SoCal, California-Arabian Standard Oil Company, tumbuh
menjadi semakin besar dan menjadi Arabian American Oil Company (ARAMCO) tahun
1944. Tahun 1973, pemerintah Arab mulai membeli ARAMCO. Tahun 1980, perusahaan
telah dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah Arab dan pada tahun 1988, mereka
mengubah namanya menjadi Saudi Arabian Oil Company (Saudi Aramco).
Standard Oil of
California dan Gulf Oil bergabung
tahun 1984, yang menjadikannya merger terbesar sepanjang sejarah pada tahun
itu. Agar tidak melanggar hukum monopoli, SoCal mendivestasikan banyak divisi
Gulf dan menjual beberapa stasiun dan pengilangan Gulf di timur Amerika Serikat
(pengilangannya sekarang dimiliki Sunoco). Beberapa di
antara aset Gulf yang dijual adalah outlet ritel Gulf di Pittsburgh,
namun tetap menjadikan kantor utama regional di kota itu, sebagian juga untuk
unit pengeboran Marcellus Shale. Pada
tahun yang sama, SoCal mengubah namanya menjadi Chevron Corporation karena merek "Chevron" telah
terkenal selama beberapa dekade. Chevron menjual merek dagang Gulf Oil ke Cumberland Farms,
perusahaan indukGulf Oil LP.
b.
Beberapa dekade terakhir
Tahun 1996 Chevron
melakukan transfer pada operasi penambangan gas alamnya ke NGC Corporation (kemudian
Dynegy) dengan imbalan 25% saham di NGC. Pada sebuah merger yang selesai 1
Februari 2000, Illinova Corp. sepenuhnya menjadi divisi Dynegy Inc. dan
kepemilikan saham Chevron menjadi 28%. Meski begitu, pada
bulan Mei 2007 Chevron menjual kepemilikan sahamnya dengan nilai 985 juta dolar
AS, sehingga perusahaan mendapat untung 680 juta dolar AS.
Tanggal 15 Oktober 2000,
Chevron mengakuisisi Texaco dengan nilai
45 miliar dolar AS, menjadikannya perusahaan minyak terbesar kedua di Amerika
Serikat dan keempat terbesar di dunia dengan nilai pasar sekitar 95 miliar
dolar AS. Perusahaan gabungan ini menjadi ChevronTexaco. Tanggal 9 Mei 2005, ChevronTexaco kembali mengubah
namanya menjadi Chevron. Texaco tetap menjadi salah satu merek dibawah Chevron
Corporation.
Tahun 2005, Chevron
membeli Unocal Corporation dengan nilai 18,4
miliar dolar AS, meningkatkan cadangan gas alam dan minyak perusahaan sekitar
15%. Karena Unocal memiliki operasi geotermal yang besar di kawasan
Asia Tenggara, Chevron menjadi produsen energi
geotermal terbesar di dunia. Chevron dan Laboratorium Nasional Los Alamos melakukan
kerja sama tahun 2006 untuk meningkatkan recovery hidrokarbon dari oil shale dengan
mengembangkan ekstraksi oil shale yang
dinamakan Chevron CRUSH.
Bulan Juli 2011, Chevron
menghentikan operasi ritel di Atlantik Tengah A.S. dan menghapus nama Chevron
dan Texaco di 1.100 stasiun. Tahun 2011, Chevron mengakuisisi Atlas Energy Inc. dengan
nilai 3,2 miliar dolar AS ditambah hutang Atlas senilai 1,1 miliar dolar. Tiga
bulan kemudian, Chevron mengakuisisi hak pengembangan dan pengeboran seluas
228.000 acre di Marcellus Shale dari Chief Oil & Gas LLC and Tug Hill, Inc.
Bulan September 2013, Total S.A dan
partner joint venturanya setuju untuk membeli bisnis distribusi ritel Chevron
di Pakistan untuk
nilai yang tidak dipublikasikan.
2.
Chevron
Pasific Indonesia
Chevron Pacific Indonesia (CPI) adalah anak perusahaan dari Chevron yang
bertugas mengeksplorasi minyak yang ada di Riau. Sebelum diambil alih oleh Chevron, perusahaan ini
bernama Caltex Pacific Indonesia. Para karyawan CPI ditempatkan di 4 kota
di Riau yaitu Dumai, Duri, Minas dan Rumbai. CPI juga
merupakan perusahaan minyak kontraktor terbesar di Indonesia, dengan produksi
sudah mencapai 2 miliar barrel.
a.
Sejarah
Kemitraan Chevron dengan
masyarakat dan Pemerintah Indonesia dapat ditelusuri sejak tahun 1924, ketika
Standard Oil Company of California (Socal), kini Chevron, mengirimkan ekspedisi
geologi ke Pulau Sumatera.
Chevron telah menjadi
produsen minyak mentah terbesar di Indonesia yang menghasilkan sekitar 40
persen produksi minyak nasional melalui kegiatan operasi di Riau dan Kalimantan
Timur serta menyediakan listrik bagi jutaan penduduk Indonesia melalui operasi
panasbumi di Jawa Barat. Total akumulasi produksi minyak kami sebesar lebih
dari 12 miliar barel telah memberikan manfaat bagi negeri ini selama puluhan
tahun.
Melalui anak perusahaan
kami, PT. Chevron Pacific Indonesia dan Chevron Indonesia Company, kami
menjalankan operasi minyak dan gas di Indonesia. Chevron juga mengelola
fasilitas panasbumi melalui Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. dan Chevron
Geothermal Salak, Ltd. di Indonesia.
Sekitar 6.300 karyawan
kami yang berdedikasi dan berkeahlian tinggi, dan 30.000 karyawan mitra kerja
di Indonesia terus bekerja untuk menghasilkan energi secara selamat, efisien,
dan andal bagi negara.
Chevron juga memasarkan
produk pelumas di Indonesia melalui anak perusahaan PT Chevron Oil Products
Indonesia. PT Chevron Oil Products Indonesia memasarkan pelumas Caltex® ke
seluruh Indonesia melalui jaringan distribusi. Produk-produk ini melayani pasar
komersial, industri, konsumen umum dan kelautan.
Melalui unit bisnis
perdagangan kami di Singapura, Chevron juga memasarkan minyak mentah, bahan
bakar mentah lain dan minyak bumi olahan kepada Pertamina, perusahaan minyak
dan gas bumi milik Pemerintah Indonesia. Kami juga memasarkan produk-produk
kepada pengimpor terdaftar.
b.
Visi dan
Misi
Visi
”Menjadi
perusahaan energi Indonesia yang dikagumi karena karyawan, kemitraan, dan
kinerjanya”.
Misi
“Sebagai
mitra usaha pertamina, PT CPI secara efektif akan mencari dan mengembangkan sumber daya minyak dan gas
bumi untuk kesejahteraan bangsa Indonesia dan kepentingan pemegang saham”.
·
Bahan Baku PT.
Chevron Pacific Indonesia
Bahan baku utama yang
digunakan di PT. Chevron Pacific
Indonesia merupakan berasal dari dalam perut bumi yaitu, fuida (campuran
minyak, air, pasir, dan gas).
·
Penerapan 5R Di
PT. Chevron Pacific Indonesia
Dalam penerapan 5R tersebut
berhubungan dengan prinsip pokok
produksi bersih yaitu 5R (Rethink, Reuse, Reduction, Recovery, Recycle).
c.
Bisnis
Chevron adalah penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, dengan total
rata-rata produksi sebesar 328.000 barel fluida per hari pada tahun 2014. Total
rata-rata produksi harian gas alam (termasuk pengguna sendiri) adalah 247 juta
kaki kubik. Bermitra dengan
Pemerintah Indonesia, kami beroperasi melalui Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK
Migas). Melalui anak perusahaan PT
Chevron Pacific Indonesia, kami mengoperasikan KKS Rokan di Riau, Sumatera.
Chevron juga mengoperasikan empat KKS lepas pantai di Kutei Basin: East
Kalimantan (92,5 persen), Makassar Strait (72 persen), Rapak (62 persen), dan
Ganal (62 persen).
Chevron memiliki 25 persen kepemilikan non operasi di wilayah
lepas-laut, Blok B south Natuna Sea, sebelah timur laut Blok Rokan. Operasi energi panas bumi kami di
Indonesia menjadikan Chevron sebagai salah satu produsen energi panas bumi
terbesar di dunia. Kami mengelola dua lapangan panas bumi di Jawa Barat dan
sebuah pembangkit listrik cogeneration dan wilayah prospek geothermal di
Sumatera.
Operasi Sumatera
PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) mengoperasikan dua lapangan utama di
Sumatera, Duri dan Minas. Selain itu, CPI juga mengoperasikan Pelabuhan Dumai,
terminal pengangkutan minyak terakhir. Mayoritas
produksi CPI di Sumatera pada tahun 2014 berasal dari lapangan-lapangan di Blok
Rokan. Duri, lapangan terbesar, telah beroperasi menggunakan teknologi injeksi
uap untuk meningkatkan produksi sejak 1985 dan menjadi salah satu pengembangan
injeksi uap terbesar di dunia. Pada tahun 2014, 70 persen lapangan-lapangan di
Duri beroperasi dengan teknologi injeksi uap.
Chevron telah menambahkan sekitar 800 sumur untuk mendukung produksi
dari operasi yang tengah berjalan. Di Area 13 Lapangan Duri, injeksi uap
pertama telah tercapai di tahun 2014 pada proyek ekspansi injeksi uap
(steamflood). Di tahun 2014,
terdapat tambahan pengeboran 69 sumur produksi di Lapangan Minas, dan pekerjaan
ini terus berlanjut untuk mengoptimalkan program injeksi air (waterflood)
disana. Di tahun 2014 kami juga mengkaji hasil dari proyek pilot 2013 yang
merupakan pengembangan proses injeksi kimia yang mampu meningkatkan perolehan
minyak mentah ringan di wilayah lapangan Minas dan sekitarnya. Rencana
penerapan skala penuh pertama direncanakan untuk berjalan di tahun 2015. Minyak mentah dari lapangan-lapangan
Chevron di Sumatera diangkut ke Dumai melalui sistem jaringan pipa sepanjang
600 km, dan ditampung ke tangki-tangki berkapasitas total 5,1 juta barel. Dari
fasilitas ini, minyak dipompa dan diangkut ke kilang Pertamina dan kapal tanker
di Pelabuhan Dumai. Dengan menggunakan pompa berkecepatan tinggi, Pelabuhan
Dumai dapat memuat empat kapal tanker sekaligus.
Operasi Kalimantan
Kepemilikan operasi Chevron di Kalimantan termasuk empat wilayah kontrak
kerja sama (KKS) lepas pantai seluas 11.100 km2 (2,8 juta hektar) di Kutei
Basin. Selama tahun 2014, mayoritas
produksi Chevron di Kalimantan berasal dari 14 lapangan produksi di wilayah
sekitar kontinen tersebut (shelf). Produksi lainnya berasal dari lapangan laut
dalam West Seno di KKS Makassar Strait. Minyak bumi dan gas alam dari
lapangan-lapangan di wilayah utara diproses di Terminal Santan. Kami terus
melakukan program pengembangan dengan mengebor 16 sumur di tahun 2014. Di
kuartal pertama tahun 2015, kami memproses data yang terkumpul dari survei
seismik 3-D di Lapangan Sepinggan. Terdapat
dua proyek pengembangan gas alam laut dalam di Kutei Basin yang dikenal dengan
nama Indonesia Deepwater Development.
Chevron memiliki 62 persen kepemilikan di proyek Bangka. Proyek ini
termasuk koneksi subsea ke unit produksi terapung (FPU) dan telah memiliki
rancangan berkapasitas 115 juta kaki kubik gas alam dan 4.000 barel kondensat
per hari. Keputusan Investasi Final (FID) telah dicapai di tahun 2014, setelah
menerima persetujuan pemerintah. Kami telah memulai proyek ini dengan mengebor
dua sumur pengembangan di semester kedua 2014. Produksi gas alam pertama dari
proyek ini diharapkan dapat berlangsung di tahun 2016. Proyek lainnya,
Gendalo-Gehem, termasuk dua hub pengembangan hub terpisah, yang masing-masing
memiliki FPU, pusat pengeboran subsea, jaringan pipa gas alam dan kondensat,
dan fasilitas penerima di darat. Rencananya gas alam hasil produksi dari proyek
ini akan dijual untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor gas alam cair. Proyek
ini memiliki rencana rancangan berkapasitas 1,1 miliar kaki kubik gas alam dan
47.000 barel kondensat per hari. Kepemilikan perusahaan adalah sekitar 63
persen. Chevron terus berupaya untuk mencapai keputusan investasi final.
Operasi Geothermal dan Tenaga Listrik
Chevron adalah salah satu dari produsen energi panas bumi terbesar di
dunia dan memiliki operasi yang besar di Indonesia. Energi geothermal
dihasilkan dari panas yang berasal dari dalam perut bumi. Energi ini mampu
menghasilkan listrik yang andal tanpa efek gas rumah kaca. Anak perusahaan Chevron Geothermal mengoperasikan dua proyek
geothermal di Indonesia — Chevron Geothermal Indonesia, Ltd mengelola proyek
Darajat dan Chevron Geothermal Salak, Ltd., mengoperasikan proyek Salak. Proyek
Darajat menyediakan energi geothermal, yang mampu menghasilkan listrik
berkapasitas 270 megawatt. Seluruh listrik yang dihasilkan dari operasi Darajat
dijual langsung untuk kebutuhan listrik nasional. Chevron memiliki 100 persen
kepemilikan operasional untuk injeksi uap, dan 95 persen kepemilikan operasi di
Darajat.
Chevron memiliki dan mengoperasikan proyek Salak. Operasi geothermal ini
merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Lapangan ini menyediakan suplai
uap ke enam unit pembangkit listrik – yang tiga diantaranya merupakan milik
perusahaan – dengan total kapasitas operasi mencapai 377 megawatt. Hasil
gabungan dari operasi geothermal Darajat dan Salak kami memproduksi energi
terbarukan yang dapat memenuhi permintaan sekitar 3 juta rumah di Indonesia.
Chevron juga mengoperasikan dan memiliki 95 persen kepemilikan di
pembangkit listrik North Duri Cogeneration di Sumatera, yang menyediakan hingga
300 megawatt listrik dan kebutuhan uap untuk CPI untuk mendukung proyek injeksi
uap CPI di Duri. Dalam membangun
keberadaan jangka panjang dan pengalaman geothermal di Indonesia, Chevron
berkomitmen untuk mendukung Indonesia dalam pemenuhan energi terbarukan.
Chevron terus mengejar peluang investasi dalam geothermal dengan secara aktif
berpartisipasi dalam penugasan survei pendahuluan dan proses tender Pemerintah.
Bisnis Lainnya
Bergerak
Maju di Laut Natuna Selatan
Lima lapangan di Blok B South Natuna Sea
memproduksi gas alam, dan dua lapangan memproduksi minyak mentah. Produksi
bersih rata-rata harian di tahun 2014 adalah 6.000 barel fluida dan 86 juta
kaki kubik gas alam. Chevron
melepaskan 51 persen kepemilikannya di KKS West Papua I dan West Papua III.
Persetujuan pemerintah terkait pelepasan ini diharapkan berlangsung di tahun
2015.
Pelumas dan
Perdagangan
PT Chevron Oil Products Indonesia menjual
pelumas Caltex® di seluruh Indonesia melalui jaringan distribusi. Produk-produk
ini melayani konsumen komersial, indutri, umum dan kelautan. Melalui operasi
perdagangan kami di Singapura Chevron juga memasarkan minyak mentah, bahan baku
lain dan produk minyak olahan dengan Pertamina, perusahaan minyak dan gas milik
Pemerintah Indonesia. Kami juga menjual kepada para importir bersertifikat. Chevron
memasarkan aspal melalui merek Caltex Asphalt™ brand.
d.
Kelemahan dan Keunggulan
Kelemahan :
1.
Biaya investasi tinggi
2.
Pencemaran lingkungan
Keunggulan :
1.
Berinvestasi untuk masa
depan
2.
Memenuhi kebutuhan
energi untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi indonesia
3.
Mengoptimalkan potensi
energi di sumatera
4.
Teknologi terkini untuk
menghasilkan kinerja kelas dunia
5.
Menciptakan tenaga
kerja berkinerja tinggi, beragam
dan berkelas dunia
6.
Mengembangkan kemitraan
dan memberdayakan komunitas
7.
Berupaya menjadi mitra
pilihan
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar