Sabtu, 16 April 2016

Sejarah Perusahaan Multi-Nasional : Perusahaan Chevron



Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

1.        Sejarah Perusahaan Chevron
Chevron Corporation adalah salah satu perusahaan energi terbesar dunia asal Amerika. Berkantor pusat di San Ramon, California, AS dan aktif di lebih dari 180 negara, Chevron bergerak dalam setiap aspek industri minyak dan gas, termasuk eksplorasi dan produksi: pengilangan, pemasaran, dan transportasi: produksi kimia dan penjualan: dan pembangkit listrik. Chevron memiliki fasilitas di 90 negara. Chevron adalah satu dari enam perusahaan minyak dunia, pada tahun 2013 ia menempati posisi ke-11 dalam daftar Fortune Global 500 untuk perusahaan terbesar di dunia. Energi alternatif yang diproduksi Chevron antara lain geotermal, energi surya, angin, bahan bakar nabati, sel solar, danhidrogen. Tahun 2011-2013, Chevron berencana menghabiskan 2 miliar dolar AS untuk penelitian dan akuisisi perusahaan energi terbarukan. Chevron mengklaim diri sebagai produsen energi geotermal terbesar dunia.
Chevron didirikan pada tahun 1879 di Pico Canyon, California dengan nama Standard Oil Company of Californiaatau Socal. Pada 2001, Chevron bergabung dengan Texaco untuk membentuk Chevron Texaco. Pada 9 Mei 2005, Chevron Texaco mengumumkan akan melepas moniker Texaco dan kembali ke nama Chevron. Texaco akan tetap menjadi sebuah merek di bawah perusahaan Chevron. Salah satu pendahulu awal Chevron, Star Oilm, didirikan setelah mereka menemukan minyak di Lembah Pico sebelah utara Los Angeles tahun 1876. Menurut geofisikawan Marius Vassiliou, minyak 25 barrel per hari dianggap sebagai awal munculnya industri minyak di California dan munculnyaLadang Newhall. Analis energi Antonia Juhasz mengatakan bahwa meskipun pendiri Star Oil ini berpengaruh pada munculnya industri minyak di California, namun Union Matolle Company telah menemukan minyak di negara bagian ini sebelas tahun sebelumnya.
Bulan September 1879, Charles N. Felton, Lloyd Tevis, George Loomis dan beberapa kawannya membentuk Pacific Coast Oil Company yang mengakuisisi aset Star Oil dengan dana 1 juta dolar AS. Pacific Coast Oil menjadi produsen minyak terbesar di California. Namun kemudian dibeli oleh Standard Oil dengan harga $761.000 tahun 1900. Pacific Coast tetap beroperasi independen dan tetap menggunakan namanya sampai tahun 1906, ketika kemudian digabungkan dengan divisi Standard Oil dan menjadi Standard Oil Company (California) atau California Standard. Pendahulu lainnya, Texas Fuel Company, didirikan di Beaumont, Texas tahun 1901 oleh "Buckskin Joe" sebagai penyeda peralatan minyak. Texas Fuel bekerja sama baik dengan Chevron. Texas Fuel memulai operasi penambangan minyak tahun 1936, ketika dia membentuk sebuah joint ventura dengan nama Caltex dengan Chevron di Arab Saudi. Menurut analis energi dan aktivis Antonia Juhasz, Texas Fuel Company dan Chevron sering disebut sebagai "duet menyebalkan" karena praktik bisnis yang mereka jalankan. Texas Fuel Company berubah nama menjadi Texas Company dan nantinya menjadi Texaco.

a.        Pembentukan nama Chevron
Tahun 1911, Standard Oil Co. (California) dipisahkan dari perusahaan induknya, Standard Oil, karena dianggap melakukan monopoli oleh pemerintah Federal Amerika melalui Sherman Antitrust Act. Standard Oil Co. California kemudian menjadi bagian dari "Tujuh Bersaudara" yang menguasai industri minyak dunia pada abad ke-20. Tahun 1926, perusahaan mengubah namanya menjadi Standard Oil Co. of California (SOCAL). Nama Chevron digunakan untuk beberapa produk pada tahun 1930-an. Nama Calso juga digunakan tahun 1946-1955 di negara-negara bagian di luar pantai barat.
Standard Oil Company of California menempati urutan ke-75 di antara perusahaan-perusahaan Amerika untuk nilai kontrak produksi militer Perang Dunia II. Tahun 1933 Arab Saudi memberikan konsesi pada SoCal untuk menemukan minyak, yang kemudian menemukannya tahun 1938. Tahun 1948, SoCal menemukan ladang minyak terbesar di dunia di Ghawar, Arab Saudi. Divisi SoCal, California-Arabian Standard Oil Company, tumbuh menjadi semakin besar dan menjadi Arabian American Oil Company (ARAMCO) tahun 1944. Tahun 1973, pemerintah Arab mulai membeli ARAMCO. Tahun 1980, perusahaan telah dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah Arab dan pada tahun 1988, mereka mengubah namanya menjadi Saudi Arabian Oil Company (Saudi Aramco).
Standard Oil of California dan Gulf Oil bergabung tahun 1984, yang menjadikannya merger terbesar sepanjang sejarah pada tahun itu. Agar tidak melanggar hukum monopoli, SoCal mendivestasikan banyak divisi Gulf dan menjual beberapa stasiun dan pengilangan Gulf di timur Amerika Serikat (pengilangannya sekarang dimiliki Sunoco). Beberapa di antara aset Gulf yang dijual adalah outlet ritel Gulf di Pittsburgh, namun tetap menjadikan kantor utama regional di kota itu, sebagian juga untuk unit pengeboran Marcellus Shale. Pada tahun yang sama, SoCal mengubah namanya menjadi Chevron Corporation karena merek "Chevron" telah terkenal selama beberapa dekade. Chevron menjual merek dagang Gulf Oil ke Cumberland Farms, perusahaan indukGulf Oil LP.

b.        Beberapa dekade terakhir
Tahun 1996 Chevron melakukan transfer pada operasi penambangan gas alamnya ke NGC Corporation (kemudian Dynegy) dengan imbalan 25% saham di NGC. Pada sebuah merger yang selesai 1 Februari 2000, Illinova Corp. sepenuhnya menjadi divisi Dynegy Inc. dan kepemilikan saham Chevron menjadi 28%.  Meski begitu, pada bulan Mei 2007 Chevron menjual kepemilikan sahamnya dengan nilai 985 juta dolar AS, sehingga perusahaan mendapat untung 680 juta dolar AS.
Tanggal 15 Oktober 2000, Chevron mengakuisisi Texaco dengan nilai 45 miliar dolar AS, menjadikannya perusahaan minyak terbesar kedua di Amerika Serikat dan keempat terbesar di dunia dengan nilai pasar sekitar 95 miliar dolar AS. Perusahaan gabungan ini menjadi ChevronTexaco. Tanggal 9 Mei 2005, ChevronTexaco kembali mengubah namanya menjadi Chevron. Texaco tetap menjadi salah satu merek dibawah Chevron Corporation.
Tahun 2005, Chevron membeli Unocal Corporation dengan nilai 18,4 miliar dolar AS, meningkatkan cadangan gas alam dan minyak perusahaan sekitar 15%. Karena Unocal memiliki operasi geotermal yang besar di kawasan Asia Tenggara, Chevron menjadi produsen energi geotermal terbesar di dunia. Chevron dan Laboratorium Nasional Los Alamos melakukan kerja sama tahun 2006 untuk meningkatkan recovery hidrokarbon dari oil shale dengan mengembangkan ekstraksi oil shale yang dinamakan Chevron CRUSH.
Bulan Juli 2011, Chevron menghentikan operasi ritel di Atlantik Tengah A.S. dan menghapus nama Chevron dan Texaco di 1.100 stasiun. Tahun 2011, Chevron mengakuisisi Atlas Energy Inc. dengan nilai 3,2 miliar dolar AS ditambah hutang Atlas senilai 1,1 miliar dolar. Tiga bulan kemudian, Chevron mengakuisisi hak pengembangan dan pengeboran seluas 228.000 acre di Marcellus Shale dari Chief Oil & Gas LLC and Tug Hill, Inc.  Bulan September 2013, Total S.A dan partner joint venturanya setuju untuk membeli bisnis distribusi ritel Chevron di Pakistan untuk nilai yang tidak dipublikasikan.



2.        Chevron Pasific Indonesia
Chevron Pacific Indonesia (CPI) adalah anak perusahaan dari Chevron yang bertugas mengeksplorasi minyak yang ada di Riau. Sebelum diambil alih oleh Chevron, perusahaan ini bernama Caltex Pacific Indonesia. Para karyawan CPI ditempatkan di 4 kota di Riau yaitu Dumai, Duri, Minas dan Rumbai. CPI juga merupakan perusahaan minyak kontraktor terbesar di Indonesia, dengan produksi sudah mencapai 2 miliar barrel.

a.        Sejarah
Kemitraan Chevron dengan masyarakat dan Pemerintah Indonesia dapat ditelusuri sejak tahun 1924, ketika Standard Oil Company of California (Socal), kini Chevron, mengirimkan ekspedisi geologi ke Pulau Sumatera.
Chevron telah menjadi produsen minyak mentah terbesar di Indonesia yang menghasilkan sekitar 40 persen produksi minyak nasional melalui kegiatan operasi di Riau dan Kalimantan Timur serta menyediakan listrik bagi jutaan penduduk Indonesia melalui operasi panasbumi di Jawa Barat. Total akumulasi produksi minyak kami sebesar lebih dari 12 miliar barel telah memberikan manfaat bagi negeri ini selama puluhan tahun.
Melalui anak perusahaan kami, PT. Chevron Pacific Indonesia dan Chevron Indonesia Company, kami menjalankan operasi minyak dan gas di Indonesia. Chevron juga mengelola fasilitas panasbumi melalui Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. dan Chevron Geothermal Salak, Ltd. di Indonesia.
Sekitar 6.300 karyawan kami yang berdedikasi dan berkeahlian tinggi, dan 30.000 karyawan mitra kerja di Indonesia terus bekerja untuk menghasilkan energi secara selamat, efisien, dan andal bagi negara.
Chevron juga memasarkan produk pelumas di Indonesia melalui anak perusahaan PT Chevron Oil Products Indonesia. PT Chevron Oil Products Indonesia memasarkan pelumas Caltex® ke seluruh Indonesia melalui jaringan distribusi. Produk-produk ini melayani pasar komersial, industri, konsumen umum dan kelautan.
Melalui unit bisnis perdagangan kami di Singapura, Chevron juga memasarkan minyak mentah, bahan bakar mentah lain dan minyak bumi olahan kepada Pertamina, perusahaan minyak dan gas bumi milik Pemerintah Indonesia. Kami juga memasarkan produk-produk kepada pengimpor terdaftar.

b.        Visi dan Misi
Visi
”Menjadi perusahaan energi Indonesia yang dikagumi karena karyawan, kemitraan, dan kinerjanya”.
Misi
“Sebagai mitra usaha pertamina, PT CPI secara efektif akan mencari  dan mengembangkan sumber daya minyak dan gas bumi untuk kesejahteraan bangsa Indonesia dan kepentingan pemegang saham”.
·           Bahan Baku PT. Chevron Pacific Indonesia
Bahan baku utama yang digunakan di PT.  Chevron Pacific Indonesia merupakan berasal dari dalam perut bumi yaitu, fuida (campuran minyak, air, pasir, dan gas).
·           Penerapan 5R Di PT. Chevron Pacific Indonesia
Dalam penerapan 5R tersebut berhubungan dengan prinsip pokok  produksi bersih yaitu 5R (Rethink, Reuse, Reduction, Recovery, Recycle).

c.         Bisnis
Chevron adalah penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, dengan total rata-rata produksi sebesar 328.000 barel fluida per hari pada tahun 2014. Total rata-rata produksi harian gas alam (termasuk pengguna sendiri) adalah 247 juta kaki kubik. Bermitra dengan Pemerintah Indonesia, kami beroperasi melalui Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Melalui anak perusahaan PT Chevron Pacific Indonesia, kami mengoperasikan KKS Rokan di Riau, Sumatera. Chevron juga mengoperasikan empat KKS lepas pantai di Kutei Basin: East Kalimantan (92,5 persen), Makassar Strait (72 persen), Rapak (62 persen), dan Ganal (62 persen).
Chevron memiliki 25 persen kepemilikan non operasi di wilayah lepas-laut, Blok B south Natuna Sea, sebelah timur laut Blok Rokan. Operasi energi panas bumi kami di Indonesia menjadikan Chevron sebagai salah satu produsen energi panas bumi terbesar di dunia. Kami mengelola dua lapangan panas bumi di Jawa Barat dan sebuah pembangkit listrik cogeneration dan wilayah prospek geothermal di Sumatera.

Operasi Sumatera
PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) mengoperasikan dua lapangan utama di Sumatera, Duri dan Minas. Selain itu, CPI juga mengoperasikan Pelabuhan Dumai, terminal pengangkutan minyak terakhir. Mayoritas produksi CPI di Sumatera pada tahun 2014 berasal dari lapangan-lapangan di Blok Rokan. Duri, lapangan terbesar, telah beroperasi menggunakan teknologi injeksi uap untuk meningkatkan produksi sejak 1985 dan menjadi salah satu pengembangan injeksi uap terbesar di dunia. Pada tahun 2014, 70 persen lapangan-lapangan di Duri beroperasi dengan teknologi injeksi uap.
Chevron telah menambahkan sekitar 800 sumur untuk mendukung produksi dari operasi yang tengah berjalan. Di Area 13 Lapangan Duri, injeksi uap pertama telah tercapai di tahun 2014 pada proyek ekspansi injeksi uap (steamflood). Di tahun 2014, terdapat tambahan pengeboran 69 sumur produksi di Lapangan Minas, dan pekerjaan ini terus berlanjut untuk mengoptimalkan program injeksi air (waterflood) disana. Di tahun 2014 kami juga mengkaji hasil dari proyek pilot 2013 yang merupakan pengembangan proses injeksi kimia yang mampu meningkatkan perolehan minyak mentah ringan di wilayah lapangan Minas dan sekitarnya. Rencana penerapan skala penuh pertama direncanakan untuk berjalan di tahun 2015. Minyak mentah dari lapangan-lapangan Chevron di Sumatera diangkut ke Dumai melalui sistem jaringan pipa sepanjang 600 km, dan ditampung ke tangki-tangki berkapasitas total 5,1 juta barel. Dari fasilitas ini, minyak dipompa dan diangkut ke kilang Pertamina dan kapal tanker di Pelabuhan Dumai. Dengan menggunakan pompa berkecepatan tinggi, Pelabuhan Dumai dapat memuat empat kapal tanker sekaligus.

Operasi Kalimantan
Kepemilikan operasi Chevron di Kalimantan termasuk empat wilayah kontrak kerja sama (KKS) lepas pantai seluas 11.100 km2 (2,8 juta hektar) di Kutei Basin. Selama tahun 2014, mayoritas produksi Chevron di Kalimantan berasal dari 14 lapangan produksi di wilayah sekitar kontinen tersebut (shelf). Produksi lainnya berasal dari lapangan laut dalam West Seno di KKS Makassar Strait. Minyak bumi dan gas alam dari lapangan-lapangan di wilayah utara diproses di Terminal Santan. Kami terus melakukan program pengembangan dengan mengebor 16 sumur di tahun 2014. Di kuartal pertama tahun 2015, kami memproses data yang terkumpul dari survei seismik 3-D di Lapangan Sepinggan. Terdapat dua proyek pengembangan gas alam laut dalam di Kutei Basin yang dikenal dengan nama Indonesia Deepwater Development.
Chevron memiliki 62 persen kepemilikan di proyek Bangka. Proyek ini termasuk koneksi subsea ke unit produksi terapung (FPU) dan telah memiliki rancangan berkapasitas 115 juta kaki kubik gas alam dan 4.000 barel kondensat per hari. Keputusan Investasi Final (FID) telah dicapai di tahun 2014, setelah menerima persetujuan pemerintah. Kami telah memulai proyek ini dengan mengebor dua sumur pengembangan di semester kedua 2014. Produksi gas alam pertama dari proyek ini diharapkan dapat berlangsung di tahun 2016. Proyek lainnya, Gendalo-Gehem, termasuk dua hub pengembangan hub terpisah, yang masing-masing memiliki FPU, pusat pengeboran subsea, jaringan pipa gas alam dan kondensat, dan fasilitas penerima di darat. Rencananya gas alam hasil produksi dari proyek ini akan dijual untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor gas alam cair. Proyek ini memiliki rencana rancangan berkapasitas 1,1 miliar kaki kubik gas alam dan 47.000 barel kondensat per hari. Kepemilikan perusahaan adalah sekitar 63 persen. Chevron terus berupaya untuk mencapai keputusan investasi final.

Operasi Geothermal dan Tenaga Listrik
Chevron adalah salah satu dari produsen energi panas bumi terbesar di dunia dan memiliki operasi yang besar di Indonesia. Energi geothermal dihasilkan dari panas yang berasal dari dalam perut bumi. Energi ini mampu menghasilkan listrik yang andal tanpa efek gas rumah kaca. Anak perusahaan Chevron Geothermal mengoperasikan dua proyek geothermal di Indonesia — Chevron Geothermal Indonesia, Ltd mengelola proyek Darajat dan Chevron Geothermal Salak, Ltd., mengoperasikan proyek Salak. Proyek Darajat menyediakan energi geothermal, yang mampu menghasilkan listrik berkapasitas 270 megawatt. Seluruh listrik yang dihasilkan dari operasi Darajat dijual langsung untuk kebutuhan listrik nasional. Chevron memiliki 100 persen kepemilikan operasional untuk injeksi uap, dan 95 persen kepemilikan operasi di Darajat.
Chevron memiliki dan mengoperasikan proyek Salak. Operasi geothermal ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Lapangan ini menyediakan suplai uap ke enam unit pembangkit listrik – yang tiga diantaranya merupakan milik perusahaan – dengan total kapasitas operasi mencapai 377 megawatt. Hasil gabungan dari operasi geothermal Darajat dan Salak kami memproduksi energi terbarukan yang dapat memenuhi permintaan sekitar 3 juta rumah di Indonesia.
Chevron juga mengoperasikan dan memiliki 95 persen kepemilikan di pembangkit listrik North Duri Cogeneration di Sumatera, yang menyediakan hingga 300 megawatt listrik dan kebutuhan uap untuk CPI untuk mendukung proyek injeksi uap CPI di Duri. Dalam membangun keberadaan jangka panjang dan pengalaman geothermal di Indonesia, Chevron berkomitmen untuk mendukung Indonesia dalam pemenuhan energi terbarukan. Chevron terus mengejar peluang investasi dalam geothermal dengan secara aktif berpartisipasi dalam penugasan survei pendahuluan dan proses tender Pemerintah.

Bisnis Lainnya
Bergerak Maju di Laut Natuna Selatan
Lima lapangan di Blok B South Natuna Sea memproduksi gas alam, dan dua lapangan memproduksi minyak mentah. Produksi bersih rata-rata harian di tahun 2014 adalah 6.000 barel fluida dan 86 juta kaki kubik gas alam. Chevron melepaskan 51 persen kepemilikannya di KKS West Papua I dan West Papua III. Persetujuan pemerintah terkait pelepasan ini diharapkan berlangsung di tahun 2015.

Pelumas dan Perdagangan
PT Chevron Oil Products Indonesia menjual pelumas Caltex® di seluruh Indonesia melalui jaringan distribusi. Produk-produk ini melayani konsumen komersial, indutri, umum dan kelautan. Melalui operasi perdagangan kami di Singapura Chevron juga memasarkan minyak mentah, bahan baku lain dan produk minyak olahan dengan Pertamina, perusahaan minyak dan gas milik Pemerintah Indonesia. Kami juga menjual kepada para importir bersertifikat. Chevron memasarkan aspal melalui merek Caltex Asphalt™ brand.

d.        Kelemahan dan Keunggulan
Kelemahan :
1.    Biaya investasi tinggi
2.    Pencemaran lingkungan

Keunggulan :
1.    Berinvestasi untuk masa depan
2.    Memenuhi kebutuhan energi untuk mendorong pertumbuhan  ekonomi indonesia
3.    Mengoptimalkan potensi energi di sumatera
4.    Teknologi terkini untuk menghasilkan kinerja kelas dunia
5.    Menciptakan tenaga kerja  berkinerja tinggi, beragam dan  berkelas dunia
6.    Mengembangkan kemitraan dan memberdayakan komunitas
7.    Berupaya menjadi mitra pilihan























SUMBER :